Category archives: twizel

nonton bareng

Coba-Coba Nobar Alias Nonton Bareng

Beberapa minggu yang lalu tercetuslah sebuah ide yang luar biasa, bikin Nonton Bareng di resto!!!!!
Tujuannya sih pastinya biar bisa lebih banyak mendatangkan pelanggan, ya tho?

Nhah, ceritanya gini, dari cerita adikku yang demen nonton bareng di berbagai resto di jogja, katanya tiap nonton bareng resto-resto itu pada full, bahkan sering ga kebagian kursi. Katanya sih resto yg biasanya sepi aja sampe penuh kalo pas ada nobar.

Continue reading “Coba-Coba Nobar Alias Nonton Bareng” »

telenan menu

Buku Menu Telenan

yak akhirnya jadi juga buku menu barunya, better lah dari menu sebelumnya, dan yakin pasti ini lebih awet, hehheh.

 

telenan menu

twizel suasana promo

Promo Makan Gratis

Menyambung post tentang omset beberapa hari yang lalu, akhirnya ketemu jg ide gila, yaitu …… “promo makan gratis”.

Dasarnya adalah pingin bikin promo yang bisa nge-buzz, yang biayanya minim, tapi ga perlu banyak persiapan yg merepotkan. Tercetuslah ide bikin promo makan gratis.

Teknisnya gini, bikin pengumuman kemana-mana, bahwa akan ada makan gratis pada tanggal sekian dan jam sekian. Promo dibatasi hanya untuk 100 porsi pertama, biar ga tekor.

Continue reading “Promo Makan Gratis” »

telenan-twizel

Buku Menu Resto Unik

Sekian lama kepikiran, buku menu resto yg selama ini ada boros. Kenapa? Pertama karena dijilid, jadi setiap mau tambah menu, harus bongkar jilid dan dijilid ulang. Kedua, ternyata karena kertas nya cepat rusak, jadi tampilannya baru setengah tahun sudah kurang menarik, jadi harus sering-sering ganti buku menu.

Terpikir, opsi pertama adalah buku menu digantikan dengan menu di iPad. Nilai plus nya, pertama keren, kedua mau ganti sesuka hati juga enak-enak aja. Minusnya, biaya bisa membengkak dan juga perawatan susah, dalam artian harus hati-hati dalam menjaga jangan sampai hilang.

Opsi pertama hampir pengen direalisasikan, tapi akhirnya ditunda demi kemaslahatan dompet.

 

telenan-twizel

Muncul opsi kedua, mengganti buku menu dengan sesuatu yg lebih tahan lama, dan gampang dibongkar muat, tapi kalau bisa unik dan lucu. Nhah, tercetuslah ide, buat buku menu dari telenan kayu, ya telenan :D

Karena ada bahan dasar yang keras berupa kayu, jadinya pasti lebih awet. Trus nanti dirancang supaya ga perlu dijilid, dan dibuat gampang kalau tambah dan kurangin menu baru. Dan yang terakhir, kertas menu akan di laminating, supaya awetnya bisa sampai berbulan atau tahun. Begituh..

Sementara ini sedang bikin prototype nya duluh, bisa lihat di fotonya kalau penasaran. :D

cena-jump

Naik Turun Omset Resto Twizel

Omset dari restoran ternyata ada siklusnya, dimana siklusnya berhubungan erat dengan target pasar. Misalnya yang target pasarnya adalah keluarga, biasanya akan ramai di hari minggu. Untuk yang target pasarnya pengendara mobil dari luar kota, biasanya akan ramai pas saat-saat mudik, dan seterusnya.

Diluar target pasar, di Indonesia nih yang mayoritas masih pada puasa, hampir bisa dipastikan di bulan puasa pada jam-jam buka puasa pasti semua tempat restoran membludak. Begitu juga di Twizel, saat bulan puasa, seluruh meja hampir selalu full dan bahkan kadang ga muat.

Lanjut ke target pasar, twizel target pasarnya mahasiswa, otomatis saat hari kuliah aktif lebih ramai daripada saat liburan kuliah. Setelah ramai banget di bulan puasa, otomatis saat masa-masa mudik semua mahasiswa pada mudik nih, nhah resto langsung mendadak sepi. Dan ternyata masa sepi nya ga pendek, karena liburan semester tahun ini dibarengkan dengan libur lebaran, jadi bener-bener panjang.

Sampai akhir-akhir ini resto masih kurang begitu ramai, meskipun kuliah sudah mulai pada aktif. Perlu putar otak lagi untuk menganalisis, apa sih yang terjadi, dan apa sih yang bisa dilakukan untuk menaikkan omset lagi.

Ini manariknya berbisnis, otak bisa terus dilatih untuk kreatif cari jalan keluar. Ga menariknya, kalau dipikirin bikin pusing, dan kalau dirasain bikin deg-deg-an, hihiih..

Pamit dulu, mau semedi mencari ide-ide untuk menarik pelanggan lebih banyak lagi, yuk tunggu update berikutnya!!

Parking Sign

Parkir Resto Twizel

Setelah menjalani beberapa minggu dan beberapa bulan berbisnis restoran, dapet satu pelajaran baru. Ternyata masalah parkir untuk restoran untuk sangat krusial.

Dengan ramainya pengunjung, otomatis jumlah kursi dan meja ditambah untuk menampung, penambahan kursi dan meja tidak begitu memakan tempat, yang banyak makan tempat ternyata parkirnya.

Di Twizel Kledokan ini, halaman depannya hanya bisa untuk parkir 2 mobil, atau kalau dipaksakan bisa sampai 3 mobil, kalau make ruko seberang yang masih kosong maksimal sampai 5 atau 6 mobil. Kebetulan juga jalan kledokan itu sempit, hanya cukup 2 mobil, jadinya ga mungkin on street parking.

Pelajaran yang diambil bagi yang akan buka restoran, pertimbangkan luasnya lahan parkir saat memilih lokasi resto.

 

twizel-kuliahan

Segmen Pasar Twizel


Apapun bisnisnya, apapun usahanya, mau warung sampai ke operator seluler, harus punya segmen pasar yang jelas. Jebakan pemula biasanya menargetkan pasar seluas mungkin, segeneral mungkin, supaya mendapatkan “kue” yg besar. Padahal, saat merintis usaha, pastinya sumber daya relatif terbatas, dari SDM, pengalaman, keuangan dsb, nhah, semakin terbatasnya sumber daya logikanya harus semakin dikecilkan sasaran pasarnya, supaya bisa konsentrasi ke bidang yg kecil, sukses di pasar yang kecil dulu, baru diperbesar belakangan jika memungkinkan.

Coba bayangkan, resto dengan sumber daya yang minim, malah menargetkan pasar yang macem2, terpaksa harus nyediain banyak menu untuk memenuhi hasrat berbagai usia, harus menyediakan berbagai variasi harga supaya bisa dijangkau kelas menengah bawah sampai jetset. Tampak susyeee…

Oke lanjut ke Twizel ..

Twizel dari awal ditargetkan untuk anak kuliahan, yang suka gaul, suka nongkrong, pastinya yang cantik-cantik, ganteng-ganteng, hedehhh…..
Lebih spesifik lagi, targetnya adalah anak kuliahan yg “agak” melek IT.
Lebih spesifik lagi, targetnya adalah anak kuliahan, yg “agak” melek IT, yang kelas ekonominya menengah. Alias ga terlalu jetset, dan ga terlalu kekurangan.

Kenapa anak kuliahan, karena jenis makanannya yang unik dan berkeju, agak susah di “jejal” kan ke orang tua. Selain itu lokasi Twizel yg di jantung daerah kampus, sangat menguntungkan jika targetnya juga anak-anak kampus.

Kenapa melek IT, karena rencananya nih Twizel akan dibuat IT minded, mulai dari WIFI gratis, free pudding kalau mention twitternya, trus juga sistem ordernya yang semua akan dibuat digitalisasi. Media promosi yang digunakan pun lebih berorientasi IT, misalnya via Diskon.com, via twitter, FB dll.

Kenapa kelasnya yang menengah tanggung, karena konsep restonya dibuat yang model Dining, bukan model warung, tapi harganya dibuat yang ga terlalu mahal untuk kantong mahasiswa. Sehingga mahasiswa bisa nongkrong ditempat yang cozy, serasa fine dining, tapi dengan harga yang jujur.

Ngobrol-ngobrol masalah konsep TWIZEL nya, next time deh aku tulis mengenai konsep dari resto TWIZEL. Sementara ini, sudahkan usahamu menargetkan pasar yang spesifik ??

maskot twizel

Hari-Hari Pertama Twizel

Membuka resto ga banyak tantangan, yg menantang itu mendatangkan pembeli. Deg-deg-an pol!

Sejak merencanakan buka resto, selalu seliweran pertanyaan dalam hati, laku ga yah? ada ga yah yang dateng? hari pertama kalo ga ada yg dateng sama sekali gimana yah? gimana yah biar orang bisa tau kalau disini ada resto? gimana kalau gagal maning gagal maning yah?
Yah begitulah, menurutku itu pertanyaan standar setiap pengusaha amatiran.

Demi mengurangi rasa deg-deg-an, dibuatlah rancangan dan strategi promosi, cieeeh, seolah olah yes banget. Sedari awal juga udah yakin, promosi adalah kunci, tanpa promosi pasti ga akan ada yang dateng.
So dengan berbagai keterbatasan dana, kami geber promo.

  • dailydeals
    hari pertama buka, kami sudah pasang deals di DISKON.com. Kami jual impas dan bahkan merugi, ga peduli, yang penting ada yang dateng.
  • runtext
    tampaknya ini promosi wajib bisnis offline deh.
    intinya cuman bikin pemberitahuan bahwa Twizel Barusan Buka, dipasang di radius 500 meter dari resto. Runtext-nya sengaja dipasang tepat di hari-H, supaya begitu buka langsung, jreng jreng, terlihat semarak.
  • twitter
    kami meniru beberapa resto di jakarta yang promosi viral via twitter, dan bisa jadi trending. Selain karena punya akun kuliner @makanjogja dengan follower puluhan ribu, kami jg sediakan sedikit dana untuk tweet berbayar ke berbagai seleb twit.

H-3 semua alat peraga, eh alat promosi sudah siap, semua alat-alat resto siap.
H-2 briefing singkat, nglatih2 dikit-dikit pegawai lama, bagi-bagi SOP, hal-hal standar
H-1 semua karyawan diliburkan, buat persiapan perang esok hari nya

Hari H
jeng-jeng, belum ada koki, so yang pasti yang masak @thearizkia alias istri sendiri. Masak sedikit untuk persiapan mestinya yg dateng sedikit. Pasang semua xbanner dan runtext, pasang deal di diskon.com, promo di twitter.
Setelah serasa ribuan tahun menunggu, akhirnya ada juga yang dateng satu dua, legaaa..
Semenjak hari pertama, setiap malem kami geber promo makan gratis, ditawarin makan gratis di twitter, yg baca tweet nya boleh segera dateng, dan dapet makan gratis. Tiap malem dibuat supaya masakan habis semua, jadi sampai di gratis-gratis in, yang penting rame aja:D

H+1 Kondisi masih sama dengan hari H
H+2 Kondisi masih sama dengan hari H

H+3 H+4 H+5 …

hari-hari berikutnya, pengunjung mulai membludak, diluar ekspektasi. Usut punya usut, ternyata sebagian besar datang dari pelanggan Diskon.com. Uhuy
Sudah bisa mulai senyum, sambil keliatan ndeso karena masih belum begitu siap melayani antrian.
Tempat yg hanya 4 meja juga mulai ga cukup, parkir semrawut, pegawai masih canggung, dst.
Tapi yang pasti, SERU!

ok, begitulah hari-hari pertama.
Kalau mau buka resto, silahkan dinikmati deg-degan hari-hari pertama, mau ?

Female Store Sebelum Twizel

Cerita Sebelum Buka Twizel

Butik Online

Pada 2012, kami sekeluarga memutuskan untuk hijrah dan kembali tinggal di kota Jogja, selain alasan macetnya jakarta keputusan ini jg diambil krn rumah kami di Jogja akhirnya jadi juga setelah sekian lama dan sekian banyak pinjem kanan kiri atas bawah, hihi. Rumah kami emang dirancang 2 lantai, dgn lantai 1 jadi tempat tinggal, lantai 2 tempat usaha. Emang semenjak jaman dahulu kala, aku dah memimpikan suatu saat mempunyai bisnis offline, apapun itu, yang penting yg ga online:D

Dari awal kami ingin buat resto, or cafe, or something like that lah. Tapi nya setelah berdarah-darah menyelesaikan rumah, modal untuk usaha otomatis nihil dong, jadinya kami terpaksa berbelok, memilih usaha yang modalnya ga terlalu banyak. Kami memilih membuka butik cewek, krn kebetulan sebelumnya kami sudah punya butik online, sehingga kami pikir semua stok dll bisa tinggal ambil aja dari yang online.

Dan begitulah adanya, akhirnya butik yg diberi nama Female.Store ini berdiri, berjalan, so smooth, dalam artian tanpa pengunjung:D

Berbagai daya dan upaya dilakukan buat menaikkan penjualan butik, mulai dari banting harga, diikuti promosi via runtext di jalan-jalan, promosi via radio swaragama yg notabene salah satu radio paling nge hits, dll. Tetep aja pengunjung masih sepi. Kami berinovasi untuk mencoba mendatangkan berbagai barang aksesoris yang murah meriah, meski margin tipis, tapi diharapkan butik bisa lebih ramai dikunjungi.

Bukannya sia-sia, usaha itu ada hasilnya, tapi hasilnya ga seberapa:D Kesimpulannya, setelah sekitar 5 bulan tetep juga sepi.

 

Cafe sampingan

Kami survey ke butik-butik di sekitaran jogja, ternyata memang butiknya kebanyakan pada sepi, hanya satu dua yang ramai itupun dah begitu terkenalnya. Tampaknya kami salah mengambil jenis usaha yang sudah terlalu jenuh, persaingan terlalu panas.
Oke, pantang menyerah!
Kebetulan habis baca artikel tentang pivot, dan kelihatannya kami butuh segera pivot, sebelum kapal oleng. Pivot itu merubah jalannya bisnis, tapi tidak mulai dari nol. Contohnya kalau di basket, pivot itu putar badan, tapi satu kaki masih tetap di tempat.
Nhah, kami putuskan bisnis keluarga ini perlu pivot. Yg tercetus langsung, buka cafe or resto, di tempat parkir depan resto.

Ada 2 skenario,

  1. jika resto/cafe ramai, sedikit-demi sedikit butik ditutup. Atau bisa juga saling melengkapi, dilihat nanti deh.
  2. jika resto/cafe sepi juga, pusing juga, pikir belakangan aja :D

Setelah sekian lama bimbang dan ragu, ketemu juga deh menu apa yg akan dijual di resto.
Ya, kami dengan semangat dan bangga akan menjual bakedrice, dengan alasan di jogja belum ada bakedrice, dan bakedrice masih nasi, yg keliatannya nih orang indo masih kurang sip kalau tanpa nasi.
So, kami meluncur…..

Eksperimen

Langkah pertama, kami bereksperimen untuk mendapatkan resep yang tepat. Thea yg masak, aku sebagai tester. Dilakukan terus berulang hampir tiap hari selama 2 bulan, sampai bobot nambah sekian kilo.

Prepare

Setelah menu dirasa cocok dan puas, persiapan segera dimulai, yang ini malah mudah aja, tinggal beli-beli barang. Di awal kami hanya menyediakan 3 meja, plus 1 meja bar. Persiapan yg lebih ribet adalah persiapan promosi

Bukaaaa

yap akhirnya, TWIZEL dibuka juga, dengan memigrasi semua karyawan butik menjadi karyawan resto. So so so, resminya, twizel pertama buka tanggal 23 April 2013, dan itu dicatet di sini supaya bisa diperingati setiap tahun.