Category archives: Books

Harus Bisa! (Dr. Dino Patti Djalal)

Buku biru diatas berjudul “Harus Bisa!” tulisan Dr Dino Patti Djalal. Mengungkap sisi lain dari sebuah sejarah Indonesia yang sedang berjalan. Perjalanan sejarah kita dibahas dari sudut pandang orang dalam yang sangat dekat dengan aktor utamanya.

Berbagai nasihat-nasihat kepemimpinan dihubungkan secara santun dengan kebiasaan pribadi SBY dan kejadian-kejadian disekitarnya. Isinya sangat ringan, dan serasa dibawa berpetualang menonton film dokumenter. Jangan berharap ada sesuatu yang membuat penasaran ataupun memuat tantangan, kesemuanya dibuku ini dibahas dengan datar.

Yang menarik adalah kita bisa merasakan berada di ring 1 presiden, merasakan ada disana, dan bisa sedikit mengupas yang ada dalam pikiran SBY pada beberapa kejadian penting beberapa bulan atau tahun sebelumnya.

Tak bisa dipungkiri “Harus Bisa!” sangat condong pada sisi positif SBY, tidak ada kritikan dan hal negatif sedikitpun yang diungkap. Bahkan, dibeberapa bagian aku menangkap Dino memuji SBY secara berlebihan.

Meski begitu, aku tetap merekomendasikan buku ini, agar dapat melihat pemimpin kita dari sisi yang beda, dimana biasanya kita hanya selalu membaca artikel pengamat politik yang terus menerus menjatuhkannya. Dengan buku ini kita jadi bisa menilai SBY secara lebih berimbang.

Detik-Detik yang Menentukan

Akhir-akhir ini aku baru asik mbaca bukunya Habibie, “Detik-Detik yang Menentukan”, buku tersebut menceritakan tentang detik-detik perpindahan kekuasaan dari jamannya Soeharto, ke tangan Habibie.

Buku ini cukup kaku, banyak menyampaikan hal-hal yang teoritis dan point per point, jadi kadang bisa membawa kita pada kebosanan. Misalnya saja, dibeberapa halaman buku ini sering disampaikan apa isi dari pidato Presiden di suatu rapat, yang disampaikan point demi point dari a,b,c,d dan seterusnya.

Tapi, buku ini menarik, karena ditulis oleh mantan Presiden RI, dan menceritakan tentang kronologis transisi kekuasaan dari Soeharto ke Habibie. Yang lebih menarik lagi adalah, buku ini banyak menceritakan jalan pikir Habibie, apa yang dia renungkan pada saat kejadian-kejadian di pergantian kekuasaan tersebut. Yang masih aku ingat adalah, bagaimana Habibie “shock”, karena menerima warisan kekuasaan feodal yang sebegitu besarnya, yang sudah dibina lebih dari 53 tahun mulai dari jaman Soekarno. Habibie sempat bingung, mau diapakan semua kekuasaan yang sudah mengakar tersebut.

Cerita yang dipaparkan cukup mendetail, dan mampu memberikan gambaran tentang apa yang sebenarnya terjadi saat “Supersemar Kedua” terjadi tersebut, tentu saja dari sudut pandang Habibie.

Terlepas dari kekakuan buku ini, ataupun tingginya nilai sejarah dari isi buku ini, aku merasa mendapat lumayan banyak pelajaran dari “tingkah polah” Habibie selama rentang waktu kepemimpinan reformasi.

Yang pertama adalah, bagaimana beliau, orang yang bisa dianggap sangat teknis, bisa memegang kendali negara yang dalam keadaan krisis multikompleks dan multidimensi. Bagaimana beliau bisa menyingkirkan tanggapan-tanggapan apriori serta tekanan-tekanan dari luar. Bagaimana beliau bisa mengkoordinir staf-stafnya, mentri-mentri, yang menurut saya sangat sulit. Aku mengkoordinir beberapa gelintir orang aja sering pusing sendiri.

Yang kedua adalah, tentang dedikasi. Beliau benar-benar berdedikasi penuh untuk menyelamatkan negara (menurut buku ini), hingga pada masa2 awal, beliau hanya tidur 2 jam setiap harinya, dan tanpa merasa kecapekan.

Jalan pemikiran beliau begitu sistematis, dan mendetail. Padahal, sebelum membaca buku ini, secara pribadi aku sangat meremehkan kemampuan beliau saat itu. “Tukang buat pesawat, mana mungkin bisa ngurusin negara”. Tapi, setelah membaca buku ini, aku sadar, memang benar-benar tidak mudah ngerawat negara yang dah bener-bener bobrok. Seandainya saja aku diberikan kesempatan memimpin negara ini, aku rasa bukan hanya negara yang akan hancur, tapi akunya sendiri juga bakal hancur:D .