cerita-tuhan

Cerita Tuhan

Pada jaman purba, awalnya tuhan tercipta oleh manusia yang merasa tak berdaya dan membutuhkan kekuatan di luar sana, yang lebih kuat dari manusia. Misalnya manusia purba sering dimakan oleh singa liar di hutan. Karena tak berdaya dan tak mampu melawan, akhirnya manusia menyembah macan sebagai “tuhan”, sebagai kekuatan di luar.
Namun seiiring waktu, teknologi manusia purba makin canggih, mampu menciptakan alat-alat tajam untuk melawan macan. Sehingga macan bukan lagi sebagai ancaman. Karenanya, diperlukan tuhan yang lain yang lebih kuat.

 

nefertiti and aton, sun god

Matahari

Kemudian bumi mengalami musim dingin, sehingga manusia purba begitu mendambakan kehangatan matahari. Jadilah matahari dinobatkan menjadi tuhan, ya karena dgn adanya matahari, tubuh jadi hangat, tumbuhan menjadi subur, menjadi terang, dsb.
Seiring waktu, manusia mulai lancar membuat api untuk menghangatkan diri, bisa berpindah ke negara tropis yang lebih hangat, dan bisa bercocok tanam dengan lebih baik, sehingga merasa matahari adalah sebuah keberuntungan, bukanlah tuhan yang harus disembah.

Pada saat itu, tuhan biasanya lebih dari satu. Akan lebih menguntungkan jika mempunyai banyak tuhan, apalagi setiap tuhan mempunyai keahlian masing-masing. Ada tuhan yang merawat bumi, ada tuhan yang merusak bumi, ada juga tuhan yang suka menciptakan. Kecerdasan manusia mulai kelihatan dari sini, kalau bisa banyak tuhan kenapa cuman satu.

god-sky

Abstrak

Kemudian manusia terserang wabah, yang bisa menewaskan hingga 1/3 populasi manusia di muka bumi. Wabah begitu ganas, tak ada yang bisa diperbuat. Ya, perlu menyembah tuhan baru nih, tapi siapa? Siapa yang menyebabkan kematian ini? Macan bukan, matahari bukan, ular juga bukan, hanya tahu-tahu pada mati aja. Trus siapa?
Nhah muncul lah ide bahwa tuhan itu abstrak, tuhan tidak bisa disentuh, tidak dibisa dilihat. Mulailah populer keberadaan tuhan yang abstrak, yang jika dibandingkan dengan tuhan-tuhan sebelumnya selalu lebih unggul, kenapa? ya karena abstrak, bisa membayangkan tuhan sehebat apapun, karena ya sekedar khayalan.

Tuhan yang abstrak inilah yang masih populer sampai sekarang, tuhan yang tak berwujud, yang ada tapi entah dimana. Begitu baik hatinya hingga bisa memaafkan apapun, begitu kejamnya hingga bisa menghukum dengan begitu hebatnya setiap pelanggaran meskipun sekecil debu. Begitu besarnya hingga dalam diri manusia juga mengandung tuhan, karena kalo tuhan ga ada dalam diri kita, berarti tuhan lebih kecil dari alam semesta ditambah manusia.

Berkembangnya tuhan yang abstrak ini, yang maha super duper hebat, mendorong manusia untuk mentasbihkan kalau tuhan itu satu saja, ga perlu banyak-banyak. Kenapa banyak-banyak kalau satu tuhan tapi bisa segala-galanya, mengalahkan semua jenis tuhan terdahulu.

Karena tuhan sudah begitu hebatnya, tuhan dijaman modern sudah tak bisa saling dibandingkan satu dan yang lain, ga bisa lagi dibandingkan mana yang lebih hebat. Karena setiap ada tuhan abstrak, itulah yang paling hebat.

 

Tuhan Modern

Dijaman modern ini, manusia tak lagi memperdebatkan tuhan, tapi menciptakan tuhan yang bisa lebih diterima oleh sebanyak mungkin umat manusia. Tuhannya tetap berkonsep sama, abstrak, tapi ajaran didalamnya yang dimodifikasi, disesuaikan dengan jaman yang ada.

Tuhan orang yahudi, tuhannya abstrak, bahkan tuhannya tak bernama, menjadi cikal-bakal tuhan-tuhan abstrak paling kondang sejagat. Tapi ada kekurangan dari ajaran tuhan orang yahudi, yaitu banyak ritual yang kaku dan menyulitkan manusia dijaman itu. Selain itu kitabnya juga belum lengkap mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, jadi dirasa kurang komprehensif.

Muncullah tuhannya orang nasrani. Tuhannya masih abstrak, tapi ada perwujudan manusiawi, sehingga manusia lebih mudah memahami. Tuhan orang nasrani ini jg punya kitab yang lebih lengkap. Dan yang paling penting, ajarannya banyak yg menghilangkan atau memudahkan ritual-ritual yang memberatkan. Misalnya mengenai ritual khitan pada anak cowok, menghilangkan kewajiban makan menggunakan tangan kanan, menghapuskan babi dari daftar haram, melonggarkan hari sabat yang sebelumnya melarang orang berkegiatan dihari tsb.

Kembali kecerdasan manusia teruji. Beberapa abad setelahnya, muncullah tuhan/agama baru. Tuhannya orang muslim. Tuhannya orang muslim kembali tak bernama seperti tuhannya orang yahudi, karena dirasa lebih agung kalau tuhan tu tak bernama, lebih sakral. Tuhan orang muslim juga dikembalikan ke khittahnya, abstrak, murni abstrak, tak lagi ada perwujudan tuhan. Bahkan mewujudkan tuhan dalam patung, gambar, dan sebagainya adalah kejahatan yang mengakibatkan hukuman di api neraka yg lebih panas dari matahari.

Kitabnya orang muslim juga lebih tertata, hanya ada satu versi kitab karena dari awal sudah ditertibkan, belajar dari pengalaman kitabnya orang nasrani yang muncul berbagai versi. Kalau menterjemahkan kitabnya jg harus mengacu ke bahasa asli, sehingga mengurangi kemungkinan pergeseran arti.

Nabinya juga buta huruf, supaya lebih meyakinkan bahwa kitab ini benar-benar dari tuhan, bukan dari dirinya.

Untuk lebih mendukung keabstrakan, dibuat aturan yang jg ga boleh mewujudkan bentuk dari nabi ke dalam gambar atau patung. Nabi nyata, tapi oleh penganutnya harus dianggap sesuatu abstrak. Ingat ajarannya, bukan wajahnya!

 

Whats next?

Hingga sekarang belum lagi muncul tuhan modern yg popularitasnya mengalahkan tuhannya orang yahudi beserta turunan-turunannya.

Di sini kecerdasan manusia kembali diuji.

 

*hanya sekedar dongeng

4 comments on “Cerita Tuhan

  1. ada sih… tuhan itu bernama: uang dan kekuasaan.

    orang mana kah yang ga kenal kedua benda yang disakralkan itu?

    *kemudian ngumpet di dalam poci*

  2. Nak kandane kancaku biyen sing sinau filsafat : “Tuhan itu ada, tapi tidak ada” diakui dan dianut oleh banyak orang, tapi tidak terbuktikan keberadaannya, cukup dipercayai saja; tidak lebih (mbuh kui ono tenan po ora) hehe….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>