Category archives: Ketuhanan

cerita-tuhan

Cerita Tuhan

Pada jaman purba, awalnya tuhan tercipta oleh manusia yang merasa tak berdaya dan membutuhkan kekuatan di luar sana, yang lebih kuat dari manusia. Misalnya manusia purba sering dimakan oleh singa liar di hutan. Karena tak berdaya dan tak mampu melawan, akhirnya manusia menyembah macan sebagai “tuhan”, sebagai kekuatan di luar.
Namun seiiring waktu, teknologi manusia purba makin canggih, mampu menciptakan alat-alat tajam untuk melawan macan. Sehingga macan bukan lagi sebagai ancaman. Karenanya, diperlukan tuhan yang lain yang lebih kuat. Continue reading “Cerita Tuhan” »

Menikah Beda Agama

Denger-denger pernikahan beda agama di Indonesia masih sangat-sangat repot, dan juga masih berimbas ke pembuatan akta kelahiran sang buah hati (yang notabene ga tau apa-apa). Ujung-ujungnya, sang buah hati pun jadi susah cari sekolah, susah mengurus surat-surat birokrasi.

Dengan asumsi, tak ada satupun yang mau berpindah agama,
apa solusi terbaik untuk kasus pernikahan dari dua insan yang beda agama?

1. Tetap menikah dalam keadaan berbeda agama
Konsekuensinya, harus repot mengurus birokrasi, pre wedding maupun post wedding nya. Keuntungannya, keluarga kedua belah pihak lebih merasa adil. Karena, luka yang dirasakan kedua keluarga relatif agak berimbang.

2. Menikah di luar negri
Untuk kalangan jetset, mungkin salah satu solusinya adalah menikah di luar negri (di negara sekuler). Kerugiannya adalah biaya yang membengkak, dan kemungkinan hanya akan mempermudah birokrasi pre wedding nya, namun post weddingnya tetep masih ribet juga. Keuntungannya, nikah sekalian bulan madu :D, dan lepaskan semua pusing masalah beda agama tersebut sambil jalan-jalan sepuasnya.

3. Menikah 2 kali, 2 agama
Salah satu temenku pernah berencana akan menikah dengan model ini, yaitu pernikahan diadakan dua kali, yang pertama diadakan dengan tatacara agama cewek, dilanjutkan pernikahan dengan tatacara yg cowoknya. Cara ini lebih bertujuan untuk memuaskan keluarga kedua belah pihak, tapi masalah birokrasi tetep saja rumit, karena pada dasarnya di KTP masing-masing, agamanya masih beda.

4. Campuran
Menurutku, (asal ngomong aja), yang paling mendingan solutif adalah Menikah tetap dalam keadaan berbeda agama, tapi menikahnya dengan dua tatacara, dan salah satu pihak “berpura-pura” didepan hukum berpindah agama.
Begini detail nya
- Ce & Co tetep dengan agama mereka masing-masing
- Pernikahan, diadakan dua kali, dengan tatacara 2 agama. Supaya, kedua keluarga puas! :P
- Dengan tujuan memudahkan pengurusan birokrasi pre dan post wedding, maka salah satu pihak berpura-pura berpindah agama secara hukum. Bukankah agama adalah urusan pribadi? peduli amat di KTP mau ditulis agama apa, yang penting masih menjalankan tuntunan agama yang diyakini. Dengan begini, anak-anak dikemudian hari pun juga ga akan mengalami kesulitan dalam hal birokrasi indonesia kita yang bobrok. Jika tidak ada salah satu pihak yang rela berpura-pura, maka bisa diadakan undian, atau “pingsut”. Gitu aja kok repot (kata gusdur).
- Setelah pernikahan berjalan lancar, honey moon selesai, suasana kembali normal dan sudah ada waktu, pihak yang pindah agama tadi, bisa berpindah agama lagi (secara hukum) ke agama yang dianut. Atau singkatnya, KTP si pengantin yang pindah agama dibalikin ke status agama asal.

Mengapa nikah beda agama harus di larang?
Toh mereka malahan sudah menunjukkan keseriusan dengan menikah, daripada “jajan” tiap malem.
Aku masih belum menemukan alasan yang tepat untuk melarang orang menikah berbeda agama.
Yah, agama adalah wilayah keyakinan jauh didalam lubuk hati, bukan hak kita untuk menghakimi ke-agama-an seseorang.
Mungkin, besok kl dah jadi orang tua, baru bisa keluar nilai2 ego keagamaanku :)

nb: Kebetulan ada beberapa temen yang saat ini sedang mengalami hal yang kurang lebih nya serupa, go go go guys n girls, semoga tercapai segala cita-cita mu :p