sampah-visual-di-jl-solo1

Jogja Membanggakan (?)

Jogja itu kota yang unik, orang-orang yang tinggal di jogja begitu bangga pada kota ini. Jogja itu nyeni, selow, guyub, dll. Perasaanku kok kota-kota lain warganya gak se bangga ini dengan kotanya.

Nilai plus nya adalah … mereka, eh kami itu sangat cinta pada kotanya, sehingga ada semangat untuk merawat dan meruwat. Banyak kegiatan2 kreatif semacam FKY, banyak hal-hal positif misalnya semua berusaha menjaga kedamaian di jogja, karena citra jogja yg selalu tentrem ayem.

Positifnya banyak banget, banyak yg sudah mengulas. Yang pengen aku soroti adalah dampak negatif dari kebanggaan “berlebihan” ini. Aku lihat warga jogja jadi kurang melakukan otokritik, dan cenderung sensitif kalau kota-nya dikritik. Contoh paling hangat adalah sewaktu kasus Florence mencuat (http://medan.tribunnews.com/2014/08/28/demo-mahasiswa-florence-silahkan-angkat-kaki-dari-jogja )

Misalnya lagi mengenai keistimewaan DIY, yg selalu didukung dengan membabi buta. Menurutku, istimewa itu budayanya, bukannya mendudukkan sultan otomatis menjadi gubernur. Itu namanya feodal. Yaa… terus terang, selama ini sultan bukannya buruk dalam memmimpin DIY, tapi sultan cuman tidak berprestasi aja. Aku rasa masih banyak calon pemimpin yg lebih bisa berprestasi drpd sultan.
Setiap kali menyuarakan sultan yg gubernur seumur hidup, banyak warga jogja yg merasa itu tidak pantas dan itu adalah bagian dari keistimewaan. Contoh paling gampang lihat kerajaan inggris, yg begitu istimewa, raja begitu dihormati, tapi bukan sebagai perdana mentri, cukup kepala negara.

Misalnya lagi kondisi jogja yang semakin kurang nyaman, lalu lintas semrawut oleh sepeda motor berjubel. Selama beberapa tahun terakhir ini, apa sih perkembangan transportasi masal di jogja? NIHIL!!

Trus lagi masalah baliho, gila bener nih, baliho itu bisa moncong kanan kiri dimana aja dan tanpa diatur dan dirapikan. Trus kawasan malioboro sampai sekarang masih juga trotoarnya ga bebas dari parkir motor, malioboro begitu tidak nyaman untuk pejalan kaki. Kenapa ga ditutup aja malioboro untuk kendaraan dan jadikan tempat jalan2?

Trus hotel-hotel & apartemen yang bermunculan menggila. Sumur warga banyak mengering, daya dukung jalan raya dan transportasi umum ga memadai.

Di lampu-lampu merah, biasa banget ngelihat orang-orang melanggar lampu merah, melawan arus, putar balik tidak pada tempatnya. Dan itu tampak biasa tanpa rasa malu bagi yg melakukan. Berbudaya?

Di mana sih jalan dijogja yg enak buat lari sore tanpa diklaksonin, tanpa takut ketabrak? Di mana sih taman kota di jogja untuk hangout bareng tanpa harus berjubel ke mall?

Kalo peduli jogja, harus terus mengkritik dan menerima kritik.
Bagus sih bangga sama jogja, tapi yo ojo ngono-ngono banget.

 

 

 

 

 

* foto dari sumbotinarbuko.com

3 comments on “Jogja Membanggakan (?)

  1. wah, ini mah suara hati saya banget. Makanya kemaren heboh Florence, saya tetep adem ayem. Wong keistimewaan Jogja ga akan luntur hanya karena hujatan satu dua orang kok. Tapi mbok ya rasa bangga pada Jogja itu diwujudkan dalam perilaku bermasyarakat yang baik (berkendara, tolong menolong, ato apalah) bukannya ribut ketika ada yang hina Jogja. Marah boleh, tur yo ojo ngono banget…

    Yap, saya juga setuju, Sri Sultan adalah simbol Jogja, bukan berarti beliau yang harus memimpin Jogja. Zaman sudah berubah, kapan Jogja berubah nek ngene-ngene wae Sultan-e… *ndodok nang pojok Beringharjo*

    Malah dadi syurhat. Salam kenal :)

  2. Walahhhh Mas Ogi kenapa Jogja jadi banyak spanduk gitu, jangan-jangan ntar kyk dipekanbaru. Karena 2 tahun terakhir saya tinggal disana ya media promosi yang berlebihan sampai-sampai PON kemarin pun dimanfaatkan buat promosi spanduk padahal kan itu ajang nasional loh kenapa jadi ajang dagang ya

Leave a Reply to YudhieQ Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>